Elemenstruktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjang dan dimensi penampang melintangnya relatif kecil disebut kolom pendek. Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak tergantung pada panjang kolom dan bila mengalami beban berlebihan, maka kolom pendek pada umumnya akan gagal karena hancurnya material. Balok baja

Jembatan merupakan suatu sarana transportasi yang menghubungkan dua sisi tempat yang terhalang keadaan alam atau keadaan transportasi dengan tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Perencanaan jembatan di Desa Babbalan Kecamatan Batuan merupakan salah satu contoh, dimana fungsi jembatan yang akan dibangun adalah sarana transportasi utama untuk menuju ke RS. Baghraf Medika yang akan dibangun di lokasi perencanan jembatan tersebut. Sesuai kebutuhan dari pemilik RS. Baghraf Medika, maka ditentukan lebar dan panjang jembatan yaitu dengan luas 144 meter2. Dengan terbatas waktu penyusunan penelitian ini, maka pada penelitian ini dikhususkan pada perencanaan struktur atas jembatan. Berdasarkan dari hasil penelitian dan hasil pembahasan tentang perbangdingan perencanaan struktur atas jembatan gelagar balok T dan jembatan baja komposit, menunjukkan bahwa pada struktur atas jembatan gelagar balok T mempunyai lendutan maksimal yang terjadi 0,0142 kNm dan dikatakan aman karena telah memenuhi syarat lendutan < 0,05 kNm. Sedangkan pada struktur atas jembatan baja komposit mempunyai lendutan maksimal 0,0440 kNm dan dikatakan aman karena telah memenuhi syarat lendutan < 0,05 kNm. Serta untuk anggaran biaya struktur atas jembatan gelagar balok T untuk bentang 12 m yaitu sebesar Rp. Sedangkan untuk anggaran biaya struktur atas jembatan baja komposit untuk bentang 12 m yaitu sebesar Rp. Sehinggan selisih perbedaan biaya antara perencanaan struktur atas jembatan gelagar balok T dan struktur atas jembatan baja komposit yaitu sebesar Rp. Maka ditinjau dari segi biaya untuk struktur atas jembatan dengan bentang 12 m lebih efisien struktur atas jembatan gelagar balok T dari pada struktur atas jembatan baja komposit. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURAJurnal “MITSU” Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 5, No. 2, Oktober 2016 - ISSN 2339-0719PERBANDINGAN PERENCANAANJEMBATAN STRUKTUR BETON DANJEMBATAN STRUKTUR BAJA DITINJAUDARI SEGI BIAYADiah Ayu Restuti Wulandari1Dosen Program Studi Teknik Sipil, UniversitasNarotama Surabaya Program Studi Teknik Sipil,UniversitasWiraraja,email merupakan suatu saranatransportasi yang menghubungkan dua sisi tempatyang terhalang keadaan alam atau keadaantransportasi dengan tujuan dan fungsi yangberbeda-beda. Perencanaan jembatan di DesaBabbalan Kecamatan Batuan merupakan salah satucontoh, dimana fungsi jembatan yang akandibangun adalah sarana transportasi utama untukmenuju ke RS. Baghraf Medika yang akan dibangundi lokasi perencanan jembatan tersebut. Sesuaikebutuhan dari pemilik RS. Baghraf Medika, makaditentukan lebar dan panjang jembatan yaitudengan luas 144 meter2. Dengan terbatas waktupenyusunan penelitian ini, maka pada penelitian inidikhususkan pada perencanaan struktur atasjembatan. Berdasarkan dari hasil penelitian danhasil pembahasan tentang perbangdinganperencanaan struktur atas jembatan gelagar balok Tdan jembatan baja komposit, menunjukkan bahwapada struktur atas jembatan gelagar balok Tmempunyai lendutan maksimal yang terjadi 0,0142kNm dan dikatakan aman karena telah memenuhisyarat lendutan < 0,05 kNm. Sedangkan padastruktur atas jembatan baja komposit mempunyailendutan maksimal 0,0440 kNm dan dikatakan amankarena telah memenuhi syarat lendutan < 0,05 untuk anggaran biaya struktur atas jembatangelagar balok T untuk bentang 12 m yaitu sebesarRp. Sedangkan untuk anggaranbiaya struktur atas jembatan baja komposit untukbentang 12 m yaitu sebesar Rp. selisih perbedaan biaya antaraperencanaan struktur atas jembatan gelagar balok Tdan struktur atas jembatan baja komposit yaitusebesar Rp. Maka ditinjau dari segibiaya untuk struktur atas jembatan dengan bentang12 m lebih efisien struktur atas jembatan gelagarbalok T dari pada struktur atas jembatan Kunci Perencanaan Struktur Atas Jembatan,Jembatan Gelagar Balok T, JembatanGelagar Komposit, Dan Latar BelakangRencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahKabupaten Sumenep Tahun 2005 –2025 diKecamatan Batuan, salah seorang pemilikownerpusat perbelanjaan di Sumenep, yaituBaghraf Mall yang baru saja merampungkanpembangunannya di akhir 2016 memiliki rencana diDesa Babbalan untuk membangun Rumah SakitBaghraf Medika. Dengan rencana pembangunanRumah Sakit Baghraf Medika, pemilik ownermenginginkan adanya perencanaan kontruksijembatan dengan panjang 12 meter, lebar 12 meter,dan luas 144 meter2yang menghubungkan antaradua sisi sungai di Desa Babbalan sebagai saranatransportasi utama menuju rumah kenyataannya jembatan –jembatan yangdibangun di Kabupaten Sumenep menggunakanjembatan struktur beton. Oleh karena itu pemilikowner Rumah Sakit Baghraf Medika memintaseorang ahli untuk melakukan perbandinganperencanaan jembatan struktur beton dan jembatanstruktur baja dengan tetap memperhitungkan kriteriadesain, yaitu kemampuan layan serviceability,efisiensi, konstuksi, harga, dan lain-lain daniel 1991 1. Dalam perencanaan jembatan ini diharapkanagar mendapatkan rencana struktur jembatan yangsesuai dengan kebutuhan pemilik owner.Berdasar latar belakang di atas, maka menjadidasar penyusunan skripsi dengan judul“Perbandingan Perencanaan Jembatan StrukturBeton dan Jembatan Struktur Baja Ditinjau DariBiaya“. Rumusan MasalahBerdasarkan idetifikasi masalah, batasan, dancakupan masalah sebagaimana yang dikemukakan,rumusan permasalahan yang akan diteliti yaitu Berapa besar perbandingan biaya yangdiperlukan untuk perencanaan struktur atas jembatanbeton dengan struktur atas jembatan baja ? TujuanTujuan dilakukannya penelitian ini adalahsebagai berikut untuk mengetahui selisih biayaantara jembatan struktur beton dengan jembatanstruktur baja di tinjau dari struktur atas METODE PENELITIANPenelitian menggunakan analisis data berupagambar denah arsitektur yang didapat dari konsultan,selanjutnya dilakukan perhitungan desain strukturmenggunakan dua material konstruksi yang berbedauntuk dapat dipaparkan perbandingan HASIL DAN Perencanaan Struktur Atas Jembatan Beton FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURAJurnal “MITSU” Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 5, No. 2, Oktober 2016 - ISSN 2339-0719Perencanaan struktur atas jembatan betondengan menggunakan tipe struktur atas jembatangelagar balok T yang monolit antara pelat dan balokatau girder yang menyerupai bentuk huruf T. PadaGambar di bawah ini dapat dilihat gambar detailpotongan rencana struktur atas jembatan betonsesuai dengan kebutuhan dari pihak owner denganpanjang bentang jembatan 12 m dan lebar jembatan12 Rencana Struktur Atas JembatanGelagar Balok Analisis Pembebanan Pada Struktur AtasJembatan BajaDari analisis pembebanan yang terjadi berdasarkombinasi pembebanan yang harus ditinjau padastruktur atas jembatan baja komposit menurutStandar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T –02 –2005 harus dikalikan dengan faktor momen maksimum pada lantaikendaraan di atas di hitung koefisien momenlapangan dan momen tumpuan untuk bentangmenerus dengan beban merata, terpusat, danperbedaan temperatur adalah sebagai berikut Tabel Kombinasi Momen Tumpuan DanMomen Lapangan 1MomenTumpuanUltimatekNmMomenLapanganUltimatekNmTotal Momen Ultimate Slab, Mu =Momen tumpuan ultimit dan momen lapanganultimit pada kombinasi momen ke 1, dengan nilaimomen tumpuan = 59,3143 kNm dan momenlapangan = 75,4249 gaya geser pada girder baja WF adalahuntuk membandingkan kombinasi gaya geser hitungpada beban terhadap gaya geser rencana. Pada merupakan gaya geser hitung dari perhitunganpembeban yang direncanakan sebagai berikut Tabel Perhitungan Gaya Geser HitungDari tabel merupakan perhitungan gayageser hitung rata-rata, maka gaya geser rencanalebih besar nilainya dari pada gaya geser rata-ratahitung, maka girder baja WF adalah Perhitungan Biaya Stuktur Atas JembatanDesain dari masing-masing struktur atasjembatan telah diketahui, maka sekarang dapatdiperhitungkan Rencana Anggaran Biaya RAByang nantinya akan dibandingkan nilai menghitung Rencana Anggaran Biaya RABdiperlukan daftar analisa harga satuan dan daftarharga satuan upah, bahan, dan sewa alat masuk ke perhitungan Rencana AnggaranBiaya RAB, harus menghitung setiap volume itempekerjaan tersebut yang kemudian akan dikalikandengan analisa harga satuan Rencana Anggaran Biaya RAB Struktur AtasJembatan BetonDari hasil perhitungan volume item pekerjaandan perhitungan rencana anggaran biaya untukstruktur atas jembatan gelagar balok Tdidapatkan biaya yaitu sebesar Rencana Anggaran Biaya RAB Struktur AtasJembatan BajaDari hasil perhitungan volume item pekerjaandan perhitungan rencana anggaran biaya untukstruktur atas jembatan baja komposit didapatkanbiaya yaitu sebesar Rp. hasil perbandingan anggaran biaya padatabel di atas terdapat perbedaan antara struktur atasjembatan beton tipe gelagar balok T dan strukturatas jembatan baja tipe gelagar komposit sebesar KESIMPULANa. Analisis sturktur pada struktur atasjembatan beton tipe gelagar balok T denganmutu beton K-350 mempunyai momen ultimit2886,04 kNm, ketebalan pelat lantai kendaraan0,25 m, dimensi balok T sebagai gelagarmemanjang 1,20 x 0,70 m dengan jarak antaragelagar memanjang 2,00 m dan balok gelagarmelintang 0,35 x 0,60 m dengan jarak gelagarmelintang 3,00 m dengan lendutan maksimal FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURAJurnal “MITSU” Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 5, No. 2, Oktober 2016 - ISSN 2339-0719yang terjadi 0,0142 kNm dan dikatakan amankarena telah memenuhi syarat lendutan < 0,05kNm untuk panjang bentang jembatan 12,00 pada struktur atas jembatan bajatipe baja komposit dengan mutu beton K-350mempunyai momen ultimit 75,4249 kNm,ketebalan pelat lantai kendaraan 0,30 m,dimensi balok memanjang menggunakan bajaWF jenis H-Rolled 1,00 x 0,35 m dengan jarakantara gelagar baja komposit 1,20 m, dimensibalok melintang menggunakan baja WF jenisH-Rolled 0,60 x 0,30 m dengan jarak antaragelagar baja komposit 3,00 m sebagai pengakudari balok gelagar memanjang dengan lendutanmaksimal 0,0440 kNm dan dikatakan amankarena telah memenuhi syarat lendutan < 0,05kNm untuk panjang bentang jembatan 12,00 Anggaran biaya yang dibutuhkan untukstruktur atas jembatan beton yaitu sebesar sedangkan anggaran biayauntuk struktur atas jembatan baja yaitu sebesarRp. dengan ukuran jembatanpanjang 12,00 m lebar 12,00 m dan luasjembatan 144 Selisih perbedaan biaya antara struktur atasjembatan beton dan struktur atas jembatan bajayaitu sebesar Rp. Maka ditinjaudari segi biaya untuk ukuran jembatan panjang12,00 m lebar 12,00 m dan luas jembatan 144m2 lebih efisien struktur atas jembatan betondengan tipe gelagar balok REFRENSIDirektorat Jendral Bina Marga. 2010. PedomanPerencanaan Teknik Jembatan. JakartaDirektorat Bina Standarisasi Nasional. 2004. PerencanaanStruktur Beton Untuk Jembatan RSNI T-12-2004. Bandung Badan Standarisasi Standarisasi Nasional. 2005. PerencanaanStruktur Baja Untuk Jembatan RSNI T-03-2005. Bandung Badan Standarisasi Standarisasi Nasional. 2005. StandarPembebanan Untuk Jembatan RSNI T-02-2005. Bandung Badan Standarisasi Standarisasi Nasional. 2008. StandarPerencanaan Ketahanan Gempa Untuk JembatanSNI 28332008. Bandung Badan Dr. Ir. Bambang., CES., DEA., DanMuntohar, Agus Setyo., ST. 2014. Beta Ali. 2010. Kolom Pondasi & Balok T BetonBertulang. Yogyakarta Graha Teknik Universitas Wiraraja Sumenep. Pembelajaran Jembatan Struktur Fakultas Teknik Universitas Agus., ST., MT. 2013. Perencanaan StrukturBaja Dengan Metode LFRD. Jakarta Erlangga. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Perencanaan Teknik Jembatan. Jakarta Direktorat Bina TeknikDirektorat Jendral Bina MargaDirektorat Jendral Bina Marga. 2010. Pedoman Perencanaan Teknik Jembatan. Jakarta Direktorat Bina Struktur Beton Untuk Jembatan RSNI T-12-2004Nasional Badan StandarisasiBadan Standarisasi Nasional. 2004. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan RSNI T-12-2004. Bandung Badan Standarisasi Badan StandarisasiBadan Standarisasi Nasional. 2008. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan SNI 28332008. Bandung Badan Standarisasi SupriyadiIrBambangCesDan DeaAgus MuntoharSetyoStSupriyadi, Dr. Ir. Bambang., CES., DEA., Dan Muntohar, Agus Setyo., ST. 2014. Jembatan. Yogyakarta Beta Struktur Baja Dengan Metode LFRDAgus SetiawanStMtSetiawan, Agus., ST., MT. 2013. Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LFRD. Jakarta Erlangga.
TheStructure of Reinforced concrete building using kalsi floor plate is one alternative for reduced the weight of the building structure. The floor plate usually used conventional concrete, can be replaced with kalsi floor 20. The aim of the Recently, a structure that is generally applied to the construction of multi-storey buildings is reinforced concrete structure. Structural steel is rarely used nowadays, yet in fact, the steel structures are still able to compete with reinforced concrete structures. Therefore, this study aims to determine the exact profile dimensions and the comparison of material prices between steel structures and reinforced concrete structures for columns and beams in redesigning H Building of Dr. Soetomo University, Surabaya. The WF profile steel will be used in this redesigning project. The structure is modeled using AutoCAD, and then imported into SAP2000 software. Modeling structure consists of columns, primary beams and secondary beams. The loads reviewed from the design are dead load, live load, wind load and seismic load. From the results of design review obtained, the overall strength of structure rearrangement is safe and it is obtained the beam profile dimensions of B1 WF 600x200x12x20, B2 WF 400x300x9x14 profile, B3 WF 400x300x9x14 profile, B4 WF 350x200x8x12 profile, and B5 WF 175x125x profile, K1 WF 400x400x18x28 column profile, and K2 WF 400x400x21x21 column profile. The use of steel structures as a substitute for reinforced concrete structures for columns and beams in the building is a way more expensive with the percentage of steel structure more expensive than reinforced concrete structure. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Ge-STRAM Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 E Volume 02, Nomor 02, September 2019 79 Kajian Desain Struktur Beton Bertulang Dengan Struktur Baja Studi Kasus Pada Pembangunan Gedung H Unitomo Inggrid Loiza Tael Batak1, Safrin Zuraidah2, K. Budi Hastono3 1Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jl. Semolowaru 84 surabaya, 60118 Email inggridloiza97 2Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jl. Semolowaru 84 surabaya, 60118 Email safrini 3Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jl. Semolowaru 84 surabaya, 60118 Email budihastono Abstract Recently, a structure that is generally applied to the construction of multi-storey buildings is reinforced concrete structure. Structural steel is rarely used nowadays, yet in fact, the steel structures are still able to compete with reinforced concrete structures. Therefore, this study aims to determine the exact profile dimensions and the comparison of material prices between steel structures and reinforced concrete structures for columns and beams in redesigning H Building of Dr. Soetomo University, Surabaya. The WF profile steel will be used in this redesigning project. The structure is modeled using AutoCAD, and then imported into SAP2000 software. Modeling structure consists of columns, primary beams and secondary beams. The loads reviewed from the design are dead load, live load, wind load and seismic load. From the results of design review obtained, the overall strength of structure rearrangement is safe and it is obtained the beam profile dimensions of B1 WF 600x200x12x20, B2 WF 400x300x9x14 profile, B3 WF 400x300x9x14 profile, B4 WF 350x200x8x12 profile, and B5 WF 175x125x profile, K1 WF 400x400x18x28 column profile, and K2 WF 400x400x21x21 column profile. The use of steel structures as a substitute for reinforced concrete structures for columns and beams in the building is a way more expensive with the percentage of steel structure more expensive than reinforced concrete structure. Keywords profile dimensions, price comparison of steel-concrete materials, WF profile, design review, steel structures. Abstrak Umumnya struktur yang sering diterapkan pada pembangunan gedung bertingkat adalah struktur beton bertulang. Jarang sekali menggunakan struktur baja. Padahal struktur baja dinilai masih dapat bersaing dengan struktur beton berulang. Maka, tujuan da ri tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dimensi profil yang tepat serta perbandingan harga bahan antara struktur baja dan struktur bertulang untuk kolom dan balok pada perancangan ulang gedung H Universitas Surabaya. Perancangan ulang bangunan ini menggunakan baja profil WF. Struktur dimodelkan dengan menggunakan AutoCAD lalu di import menuju software SAP2000. Permodelan Struktur terdiri atas kolom, balok induk dan balok anak. Beban yang ditinjau dari perancangan tersebut adalah beban mati,beban hidup, beban angin dan beban gempa. Dari hasil review desain didapatkan dari segi kekuatan keseluruhan perancanagan ulang struktur aman dan didapatkan dimensi profil balok B1 WF 600x200x12x20, Profil B2 WF 400x300x9x14, Profil B3 WF 400x300x9x14, Profil B4 WF 350x200x8x12, dan Profil B5 WF 175x125x 5,5x8,Profil Kolom K1 WF 400x400x18x28,profil Kolom K2 WF 400x400x21x21. Penggunaan struktur baja sebagai penganti struktur beton bertulang untuk kolom dan balok pada gedung tersebut lebih mahal dengan presentase struktur baja 149,13% dari struktur beton. Kata kunci dimensi profil, perbandingan harga bahan baja-beton, profil WF, review desain, struktur baja. PENDAHULUAN Dalam era modern ini, di Indonesia telah banyak melakukan pembangunan struktur. Bangunan struktur yang sering dibangun adalah gedung perkuliahan, hotel, apartement, dll. Umumnya Struktur yang sering diterapkan pada bangunan gedung bertingkat adalah struktur beton bertulang. Sedikit yang menggunakan struktur baja. Portal yang menggunakan material baja dinilai masih bisa bersaing dengan portal beton, apabila dibangun pada konstruksi gedung empat lantai. Mengingat material baja memiliki keunggulan dibandingkan beton yaitu dalam hal kuat tarik,berat, dan alat bantu penunjang pemasangan struktur baja lebih sederhana sehingga mempercepat proses pengerjaan dan dapat menghemat biaya pengadaan barang dan waktu. Meskipun pada dasarnya kedua material tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Gedung H Universitas Dr. Soetomo Surabaya adalah salah satu gedung bertingkat yang memiliki jumlah empat lantai dan dibangun dengan menggunakan struktur beton bertulang. Gedung ini tentunya masih memungkinkan untuk lebih efisien dan efektif jika dibangun dengan menggunakan struktur urain diatas maka perlu dilakukan perencanaan ulang bangunan Gedung H Unitomo Surabaya menggunakan Struktur baja dengan dimensi profil baja yang tepat serta perbandingan harga bahan Ge-STRAM Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 E Volume 02, Nomor 02, September 2019 80 antara struktur baja dan struktur beton bertulang untuk kolom dan balok pada tersebut. METODE PENELITIAN Umum Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data Data-data yang diperlukan dalam perencanaan adalah Data Umum bangunan Nama Gedung Gedung H Universitas Dr. Soetomo Surabaya Fungsi Gedung kuliah Lokasi > 5 km dari pantai Jumlah Lantai 4 Lantai Tinggi Gedung 20,118 m Struktur Utama Beton Bertulang Data Modifikasi Nama Gedung Gedung H Universitas Dr. Soetomo Surabaya Fungsi Gedung kuliah Lokasi > 5 km dari pantai Jumlah Lantai 4 Lantai Tinggi Gedung 20,118 m Struktur Utama Struktur Baja Data Bahan Mutu beton K-300 Mutu Baja BJ 37 Menentukan metode dan Preliminary design Perencanaan struktur balok = /. 1 Dari nilai ini akan didapat rencana awal dimensi balok Pembebanan Perencanaan pembebanan pada struktur ini berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983 dan SNI 03-1726-2002. Pembebanan tersebut antara lain Beban mati Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut PPIUG 1983 Pasal Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut PPIUG 1983 Pasal Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara PPIUG 1983. Beban Gempa semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut Analisis struktur dengan SAP2000 Untuk mengetahui besarnya nilai joint displacement, momen, gaya geser, dan gaya tekan atau gaya tarik pada struktur portal terhadap beban-beban yang bekerja beban luar dan beban gravitasi. Pemilihan profil baja untuk elemen utama struktur balok, balok anak dan kolom Kontrol profil baja terhadap momen, gaya geser, dan gaya tekan atau gaya tarik ysng diperoleh dari hasil pemodelan struktur dengan bantuan program komputer SAP 2000 Perhitungan Volume Beton dan Berat Baja Perhitungan harga material beton dan baja Harga beton diperoleh dengan mengalikan volume beton dengan harga per 1 m3 . Dan harga baja diperoleh dengan mengalikan volume baja dengan harga per 1 kg .Didapatkan presentase beda harga dengan cara    Tahap pengambilan kesimpulan. Pada tahap ini, dengan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dibuat suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Diagram Alir Ge-STRAM Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 E Volume 02, Nomor 02, September 2019 81 Gambar 1 Diagram alir penelitian PEMBAHASAN Perencanaan gording Perhitungan jarak gording Sudut atap = 350 Panjang lereng atap +overstek B’ = 8,076 m Banyak gording di lapangan pada ½ bentang KK = 8 Jumlah bentang gording di lapangan pada ½ KK n = 7 Jarak maksimum gording = 1,5 m Jarak gording =  =  = 1,15 m ~ 1,2 m di lapangan Jarak gording = 1,2 m Tc C =  Faktor keutamaan gedung I = 1,0 Untuk bangunan umum Dengan sistem SRPMB  = 2,7 f = 2,8  = 4,5 Ge-STRAM Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 E Volume 02, Nomor 02, September 2019 86 Besar beban geser nominal static equivalen V V =  Tabel 7 Distribusi Beban Gempa Sumber Hasil Perhitungan,2018 Perhitungan Struktur Tabel 8 Kontrol Profil Sumber Hasil Perhitungan,2018 Perbandingan Harga Material Beton dan Baja Pada Balok Dan Kolom Tabel 9 Harga Material Baja Sumber Hasil Perhitungan,2018 Tabel 10 Harga material betonSumber Hasil Perhitungan,2018 Analisis Harga Material Baja Dengan Beton Pada Balok Dan Kolom Dari hasil perancangan tersebut selanjutnya menghitung beda harga antara beton dengan baja. Harga beton diperoleh dengan mengalikan volume beton dengan harga per 1 m3 . Dan harga baja diperoleh dengan mengalikan volume baja dengan harga per 1 kg. Didapatkan presentase beda harga dengan cara    Ge-STRAM Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 E Volume 02, Nomor 02, September 2019 87 Tabel 11 Beda Harga Material Beton Dan Baja Sumber Hasil Perhitungan,2018 Berikut diagram presentase beda harga beton dengan baja Gambar 6 Beda Harga Struktur Beton dan Struktur Baja Pada BalokGambar 7 Beda Harga Struktur Beton Dan Struktur Baja Pada Kolom Dari keseluruhan perhitungan biaya, harga material beton lebih murah dibandingkan harga material baja belum dihitung harga bahan persatuan pekerjaan dan waktu pengerjaan masing-masing pekerjaan pada pembangunan Gedung H universitas Surabaya. Jika dilihat dari waktu, pelaksanaan konstruksi beton relatif lebih panjang, mulai dari pembuatan perancah, bekisting, pemberian tulangan, pengecoran dan perawatan beton memerlukan waktu yang cukup panjang sampai umur beton yang cukup untuk didapat dilakukan pembongkaran. Sedangkan waktu pelaksaan konstruksi baja lebih cepat dan alat bantu penunjang pemasangan struktur baja lebih sederhana, sehingga biaya konstruksinya dapat ditekan. KESIMPULAN Dari hasil analisa dan perhitungan pada tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut Profil baja yang digunakan untuk komponen balok dalam perancangan ulang gedung H Universitas Surabaya diantaranya adalah Profil B1 WF 600x200x12x20, Profil B2 WF 400x300x9x14, Profil B3 WF 400x300x9x14, Profil B4 WF 350x200x8x12, dan Profil B5 WF 175x125x 5,5x8. Profil baja yang digunakan untuk komponen kolom dalam perancangan ulang gedung H Universitas Surabaya, profil yang digunakan diantaranya adalah profil K1 WF 400x400x18x28,profil K2 WF 400x400x21x21 Penggunaan struktur baja sebagai pengganti struktur beton bertulang untuk kolom dan balok pada gedung tersebut lebih harga beton bertulang dan baja pada gedung H universitas Dr. Soetomo Surabaya adalah untuk beton bertulang dan baja Rp Berdasarkan hasil penelitian, saran yang perlu dikembangkan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan studi yang lebih mendalam dengan menghitung biaya persatuan pekerjaan dan manajemen waktu atau penjadwalan. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. Jakarta Badan Standarisasi Nasional. Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung .Surabaya Badan Standarisasi Nasional. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. 2002. SNI 1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Banguan Gedung. Bandung Departemen Permukinman Dan Prasarana Wilayah. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Futariani, Yovi 2013. Kajian Struktur Baja Sebagai Alternatif Desain Beton Bertulang Studi Kasus Pada Gedung LPTK FT UNY. Yogyakarta. Gunawan, Rudy. Tabel Profil Konstruksi Baja. YogyakartaKanisius. HSPK 2018 Kota Surabaya Rp0Rp1,000,000Rp2,000,000Rp3,000,000Rp4,000,000Rp5,000,000Rp6,000,000B1 B1 B2 B3 B4 B5HARGA BETONBAJARp0Rp2,000,000Rp4,000,000Rp6,000,000Rp8,000,000K1 K2BETONBAJA Ge-STRAM Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 E Volume 02, Nomor 02, September 2019 88 Trijadir, Muhammad 2015.Perancangan Ulang Struktur Beton Bertulang Gedung 5 Menjadi Struktur Rangka Baja Menggunakan SNI 17292015. Yogyakarta. Purwanto,Herubroto. 2016. Struktur Baja 1. Surabaya Fakultas Teknik Universitas Surabaya. Purwanto,Herubroto dan Safrin Zuraidah. 2016. Struktur Baja 2. Surabaya Fakultas Teknik Universitas Surabaya. Vls, dan Gideon Kusuma.1993. Grafik Dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03. Jakarta Erlangga. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan GedungNasional Badan StandarisasiBadan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Badan Standarisasi 1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Banguan Gedung. Bandung Departemen Permukinman Dan Prasarana WilayahDepartemen Permukiman Dan PrasaranaWilayahDepartemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. 2002. SNI 1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Banguan Gedung. Bandung Departemen Permukinman Dan Prasarana Wilayah. Direktorat Penyelidikan Masalah Struktur Baja Sebagai Alternatif Desain Beton Bertulang Studi Kasus Pada Gedung LPTK FT UNYYovi FutarianiFutariani, Yovi 2013. Kajian Struktur Baja Sebagai Alternatif Desain Beton Bertulang Studi Kasus Pada Gedung LPTK FT UNY. Profil Konstruksi BajaRudy GunawanGunawan, Rudy. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta Ulang Struktur Beton Bertulang Gedung 5 Menjadi Struktur Rangka Baja Menggunakan SNI 1729Muhammad TrijadirTrijadir, Muhammad 2015.Perancangan Ulang Struktur Beton Bertulang Gedung 5 Menjadi Struktur Rangka Baja Menggunakan SNI 17292015. Baja 1. Surabaya Fakultas Teknik Universitas DrHerubroto PurwantoPurwanto,Herubroto. 2016. Struktur Baja 1. Surabaya Fakultas Teknik Universitas GunawanGunawan, Rudy. Tabel Profil Konstruksi Baja. YogyakartaKanisius. HSPK 2018 Kota Surabaya Rp0 Rp1,000,000
Strukturbaja meliputi sub-struktur atau bagian dalam sebuah bangunan yang terbuat dari baja struktural. Baja struktural adalah bahan konstruksi baja yang dibuat dengan bentuk dan komposisi kimia tertentu sesuai dengan spesifikasi pada proyek tersebut. Bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon. Mangan, logam campuran, dan beberapa

p class="11daftarpustaka"> Salah satu permasalahan paling utama dalam pengoptimalisasi desain struktur bangunan adalah pemilihan jenis material struktur dan pemilihan dimensi profil eelemen desain struktur, perlu dialkukan analisis untuk meminimalisasi biaya yang dikeluarkan oleh pemilik bangunan.. Umumnya digunakan material beton bertulang sebagai bahan utama, namun pada penelitian ini akan dikaji material baja sebagai bahan utama dan dilakukan perbandingan terhadap kedua material tersebut. Hal ini sangat dibutuhkan dalam perencanaan untuk memperoleh pembiayaan yang paling optimal dan efisien dengan kekuatan struktur yang sama. Metode yang digunakan pada penelitian ini metode elemen hingga dengan bantuan program SAP 2000. Hasil penelitian yang diperoleh berupa dimensi profil baja dan beton yang telah sesuai dengan batas kekuatan dan stabilitas struktur serta biaya dari masing masing elemen struktur tersebut. Terdapat perbedaan biaya yang cukup signifikan antara struktur beton bertulang dan struktur baja .Hal ini disebabkan karena berat sendiri material material baja lebih berat dari beton serta harga satuan struktur baja lebih mahal dari struktur beton. Pada kajian ini harga baja pada elemen kolom terpaut lebih mahal dari elemen beton bertulang. Sedangkan pada elemen balok terdapat selisih lebih mahal struktur baja dibandingkan struktur beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi jumlah biaya dan penggunaan waktu yang telah digunakan pada proyek Peningkatan Jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa konsep nilai hasil earned value analysis mengkaji kecenderungan varian jadwal dan varian biaya pada suatu periode selama proyek berlangsung. Dengan melakukan studi dengan earned value ini dilakukan evaluasi penyelesaian proyek dengan BCWP sebesar Rp. 864,310, BCWS sebesar Rp. 393,436, dan ACWP sebesar Rp. 591,235, Ditinjau dari varian biaya CV > 0 dengan Indeks kinerja biaya CPI > 1 sehingga diperoleh biaya penyelesaian proyek EAC sebesar 68% dari anggaran rencana yaitu sebesar Rp. 2,037,182, Sedangkan dari aspek jadwal proyek mengalami pengurangan waktu sebesar 47% atau dari rencana 16 minggu menjadi 9,45 minggu sebagaimana ditunjukkan nilai SPI > 1. Perencanaan proyek adalah salah satu unsur penting dalam m anajemen proyek . Perencanaan yang baik akan meningkatkan pencapaian sasaran proyek yaitu mendapatkan hasil dalam hal ini bangunan yang berkualitas, dengan biaya yang optimal dan dalam waktu yang ditetapkan serta menghindari resiko negatif baik bagi lingkungan maupun manusia. Aspek waktu dan biaya adalah dua aspek yang saling berkait. Seringkali waktu mempengaruhi biaya proyek namun sebaliknya tidak jarang biaya juga dapat mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Oleh karena itu para peneliti, akademisi dan praktisi memberi perhatian lebih terhadap dua aspek ini. Dalam penelitian ini optimalisasi biaya dan waktu penyelesaian proyek mengambil studi kasus pada proyek pembangunan SDN3 Dewantara . Inventarisasi kegiatan didasarkan pada data yang dihimpun dari dokumen kontrak termasuk didalamnya rencana anggaran biaya RAB, gambar kerja, dan spesifikasi teknis. Optimalisasi dilakukan melalui perubahan metoda kerja dengan membuat beberapa alternatif. Selanjutnya maisng-masing alternatif tersebut diformulasikan dalam network dan dilakukan perhitungan waktu penyelesaian pekerjaannya dengan bantuan software microsoft project. Data yang diinput adalah data jenis pekerjaan, konstrain antar pekerjaan untuk menyusun networknya selanjutnya data durasi pekerjaan. Data durasi pekerjaan mengacu pada koefisien SNI dengan menjadikan variabel jumlah tenaga kerja sebagai variabel terikat dan variabel durasi sebagai variabel bebas. Selanjutnya hasil yang diperoleh dari software diolah dan dianalisa. Hasil perhitungan menunjukkan adanya penghematan waktu dibandingkan rencana awal yaitu selama 10 hari untuk alternatif 1 dan 21 hari untuk alternatif 2 dengan biaya pelaksanaan pekerjaan tetap sebesar Rp. 6 . , 66.

Оժо ρጂյէպուτևሔθмужаξуժу увипላዋቩνуШጬκθ оսеςуб ям
Աσ ճоኚяλιδևվυ ጴубαδЕмуγуглθክу свуГաη глሂтιзоፄቲ ևህеራα
Иነудθβረσիξ иГըлαጮ аσацωሎ αΡոзኙнаλ ир
Էтепሔኬዔճу ሧв շахревէጰоռУслεж խдеአез рΡоዚፒሯխщуዲ еሲаժ оհሗቁ
ANALISISPERILAKU STRUKTUR BETON DAN BAJA DENGAN METODE LEVELLING TIME HISTORY (STUDI KASUS GEDUNG E ITERA, LAMPUNG, INDONESIA) Ahmad Yudi*1, Bayzoni2, Nugraha Bintang Wirawan1, Rijuli Nadeak3 1Dosen ,Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera
Kolom merupakan batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari atas bangunan dan meneruskannya ke pondasi. Kapasitas kolom adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kuat tekan suatu kolom. Perkembangan yang terjadi dalam dunia konstruksi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan pada fungsi konstruksi sehingga diperlukan peningkatan pada kapasitas kolom. Berawal dari peningkatan yang terjadi maka material pembentuk kolom pun mulai dimodifikasi, dari yang awalnya beton bertulang atau baja hingga pada saat ini sudah mulai digunakan komposit baja beton. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan rasio kapasitas dari kolom baja dan kolom komposit baja yang diselimuti beton. Adapun variabel penelitian adalah variasi ukuran berbeda antara kolom baja dan kolom komposit baja beton, tanpa adanya perubahan ukuran pada penampang baja dengan 4 kolom yang ditinjau yaitu Kolom Garuda Steel Satu KGS1, Kolom Garuda Steel Dua KGS2, Kolom Garuda Steel Tiga KGS3, Kolom Garuda Steel Empat KGS4. Pembebanan dibatasi terhadap beban mati dan beban hidup. Penelitian ini menggunakan software ETABS V17 dengan pemodelan gedung lapangan futsal berlantai 2. Pengujian awal dilakukan pada kolom baja dengan memasukkan besaran dari beban mati dan beban hidup sehingga mendapatkan hasil analisis yang aman dilanjutkan dengan pengujian kolom komposit baja beton. Hasil analisis menunjukkan peningkatan kekuatan kolom komposit KGS1 sebesar 22%, kolom KGS2 sebesar 68%, kolom komposit KGS3 dan KGS4 mengalami peningkatan kekuatan masing-masing sebesar 58% dan 56%. Dari hasil tersebut dapat disiumpulkan nilai rasio kapasitas kolom komposit baja beton lebih besar dibandingkan rasio kapasitas kolom baja. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 90 ANALISIS PERBANDINGAN RASIO KAPASITAS KOLOM BAJA DAN KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON PADA STRUKTUR PORTAL Meillyta1, Israk Vuardi2 1,2Dosen Tetap. Prodi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Aceh 3 Mahasiswa Prodi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Aceh Email meillyta Abstrak Kolom merupakan batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari atas bangunan dan meneruskannya ke pondasi. Kapasitas kolom adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kuat tekan suatu kolom. Perkembangan yang terjadi dalam dunia konstruksi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan pada fungsi konstruksi sehingga diperlukan peningkatan pada kapasitas kolom. Berawal dari peningkatan yang terjadi maka material pembentuk kolom pun mulai dimodifikasi, dari yang awalnya beton bertulang atau baja hingga pada saat ini sudah mulai digunakan komposit baja beton. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan rasio kapasitas dari kolom baja dan kolom komposit baja yang diselimuti beton. Adapun variabel penelitian adalah variasi ukuran berbeda antara kolom baja dan kolom komposit baja beton, tanpa adanya perubahan ukuran pada penampang baja dengan 4 kolom yang ditinjau yaitu Kolom Garuda Steel Satu KGS1, Kolom Garuda Steel Dua KGS2, Kolom Garuda Steel Tiga KGS3, Kolom Garuda Steel Empat KGS4. Pembebanan dibatasi terhadap beban mati dan beban hidup. Penelitian ini menggunakan software ETABS V17 dengan pemodelan gedung lapangan futsal berlantai 2. Pengujian awal dilakukan pada kolom baja dengan memasukkan besaran dari beban mati dan beban hidup sehingga mendapatkan hasil analisis yang aman dilanjutkan dengan pengujian kolom komposit baja beton. Hasil analisis menunjukkan peningkatan kekuatan kolom komposit KGS1 sebesar 22%, kolom KGS2 sebesar 68%, kolom komposit KGS3 dan KGS4 mengalami peningkatan kekuatan masing-masing sebesar 58% dan 56%. Dari hasil tersebut dapat disiumpulkan nilai rasio kapasitas kolom komposit baja beton lebih besar dibandingkan rasio kapasitas kolom baja. Kata Kunci Kolom, Kolom baja, Kolom Komposit baja beton, Rasio kapasitas 1. PENDAHULUAN Perkembangan yang terjadi dalam dunia konstruksi, tidak menutup kemungkinan adanya perubahan fungsi dari suatu konstruksi sehingga mengakibatkan beban bertambah. Jika material pembentuk kolom yang lama tidak mampu menahan beban, maka diperlukan peningkatan pada kapasitas kolom. Material pembentuk kolompun dapat dimodifikasi, dari yang awalnya beton bertulang atau baja hingga pada saat ini sudah mulai digunakan komposit baja-beton. Kolom komposit baja-beton hadir sebagai suatu bentuk alternatif solusi dalam mereduksi penggunaan kolom baja biasa yang besar dan berat, sehingga tetap dapat diperoleh perilaku kolom yang kuat namun ekonomis. Oleh karena itu, diperlukan beberapa pertimbangan dan juga perhitungan yang matang dalam merancang kolom komposit pada suatu konstruksi karena rasio kapasitas pada kolom baja berbeda dengan kolom komposit. Bagaimana menentukan perbandingan rasio kapasitas kolom baja dan kolom komposit baja-beton serta berapa momen dan displacement pada kedua struktur tersebut. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 91 2. TINJAUAN PUSTAKA Struktur Komposit Struktur komposit composite merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Ada dua tipe kolom komposit, yaitu 1. Kolom komposit yang terbuat dari profil baja yang diberi selubung beton di sekelilingnya kolom baja berselubung beton. 2. Kolom komposit terbuat dari penampang baja berongga kolom baja berintikan beton. Gambar Penampang KompositPada kolom baja berselubung beton gambar a dan b penambahan beton dapat menunda terjadinya kegagalan lokal buckling pada profil baja serta berfungsi sebagai material penahan api, sementara itu material baja disini berfungsi sebagai penahan beban yang terjadi setelah beton gagal. Sedangkan untuk kolom baja berintikan beton gambar c dan d kehadiran material baja dapat meningkatkan kekuatan dari beton serta beton dapat menghalangi terjadinya lokal buckling pada baja. Kolom Komposit Baja-Beton Salmon & Jonson 1996 menyebutkan kolom komposit adalah kolom baja yang dibuat dari potongan baja giling rolled built-up dan di cor di dalam beton struktural atau terbuat dari tabung atau pipa baja dan diisi dengan beton struktural. Kolom komposit adalah elemen vertikal dari struktur portal atau frame atau struktur rangka yang umumnya dominan mendukung gaya aksial. Kolom komposit yang dimaksud adalah struktur kolom yang terdiri dari gabungan antara bahan baja struktur dan beton bertulang. Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen struktur tekan, menurut SNI 1729-2015 1. Luas penampang melintang inti baja harus terdiri dari sedikitnya 1% dari penampang melintang komposit total; 2. Selongsong beton dari inti baja harus ditulangi dengan batang tulangan longitudinal menerus dan sengkang pengikat lateral atau spiral. Bila digunakan pengikat lateral, batang tulangan no. 3 10 mm berspasi maksimum 12 in. 305 mm pusat ke pusat, atau batang tulangan no. 4 13 mm atau lebih besar harus digunakan spasi maksimum 16 in. 406 pusat ke pusat. Boleh digunakan tulangan kawat ulir atau kawat dilas dengan luas ekivalen. Spasi maksimum dari pengikat lateral tidak boleh melebihi 0,5 kali dimensi kolom terkecil; JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 92 3. Rasio tulangan minimum sebesar 0,004 digunakan untuk penulangan longitudinal menerus, dimana adalah Dimana = luas bruto komponen struktur komposit, mm2 = luas batang tulangan menerus, mm2 Tekuk buckling Fenomena tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai kekakuan kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan dengan elemen yang mempunyai kekakuan besar. Untuk menghindari kegagalan akibat tekuk pada kolom, maka luas tampang tekan dan bentuk dari tampang harus dipilih secara benar. Momen inersia menjadi suatu pertimbangan yang penting dalam pemilihan penampang, maka nilai momen inersia dapat ditingkatkan dengan menyebarkan luas tampang dalam sejauh mungkin dari sumbernya. Nilai faktor panjang tekuk tergantung jenis perletakan kolomnya dan berlaku pada kolom elemen tunggal dengan ujung-ujung ideal. Gambar Nilai kc untuk Kolom Dengan Ujung-ujung IdealSetiawan 2000 menyebutkan, perilaku tekuk pada struktur tekan terbagi dua yaitu tekuk lokal dan tekuk global. Fenomena tekuk lokal adalah terjadinya tekuk setempat pada bagian penyusun penampang tanpa memperlihatkan tekuk secara keseluruhan. Untuk mencegah terjadinya tekuk lokal maka suatu penampang harus dikelompokkan menjadi tiga yaitu kompak λ λr. Apabila komponen penyusun batang tekan telah memenuhi syarat lebar-tebal seperti yang disyaratkan maka kemungkinan tekuk lokal dapat dihindari. Bila kolom diberi gaya tekan konsentris maka batang tersebut akan mengalami tekuk secara global. Tekuk global terjadi pada batang tekan secara menyeluruh. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 93 Material Baja Limbrunner dan Speigel 1998 menyebutkan, baja konstruksi adalah alloy steels baja paduan, yang umumnya mengandung lebih dari 98% besi dan biasanya kurang dari 1% karbon. Sekalipun komposisi aktual kimiawi sangat bervariasi untuk sifat-sifat yang diinginkan, seperti kekuatannya dan ketahanannya terhadap korosi, baja dapat juga mengandung elemen paduan lainnya, seperti silikon, magnesium, sulfur, fosfor, tembaga, krom, nikel, dalam berbagai jumlah. Baja tidak merupakan sumber yang dapat diperbarui renewable, tetapi dapat mempunyai daur ulang recycled, dan komponen utamanya besi sangat banyak. Salah satu keuntungan baja adalah keseragaman bahan dan sifat-sifatnya yang dapat diduga secara cukup tepat. Kestabilan dimensional, kemudahan pembuatan, dan cepatnya pelaksanaan juga merupakan hal-hal yang menguntungkan dari baja struktural ini. Struktur Portal Bidang Plane Frames Widodo 2015, menjelaskan bahwa struktur portal bidang merupakan suatu sistem struktur yang merupakan gabungan dari sejumlah elemen batang dimana pada setiap titik simpulnya dianggap berperilaku sebagai jepit dan setiap elemennya hanya dapat menerima gaya berupa gaya aksial, gaya geser, dan momen lentur. Gambar Portal Bidang Sistem Pembebanan Pada Struktur Portal Setiawan 2000 menyebutkan, beban yang bekerja pada elemen struktur bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai beban pelat didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom akan didistribusikan ke tanah oleh pondasi. Perencanaan pembebanan ini digunakan beberapa standar sebagai berikut 1. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729-2015. 2. Beban Minimum untuk Perencanaan Gedung dan Struktur Lain SNI 03-2847-2013. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 94 Software ETABS Integreted Building Design Software ETABS merupakan salah satu program aplikasi teknik sipil untuk analisis dan desain struktur pada berbagai macam bangunan umumnya gedung, jembatan, tower dan lain-lain. Analisis struktur yang dimaksud adalah mencari respon struktur terhadap pembebanan yang diberikan, yaitu berupa gaya-gaya dalam elemen struktur atau gaya-gaya reaksi perletakan, maupun deformasi lendutan struktur itu sendiri. 3. METODOLOGI PENELITIAN Data Dasar Perencanaan Data dasar perencanaan adalah berupa gedung lapangan futsal yang direncanakan menggunakan struktur kolom baja dan kolom komposit baja beton. Lokasi penelitian ini terletak di Jl. Muhammadiyah Batoh Kecamatan Leung Bata Kabupaten Banda Aceh. Data Bangunan Denah bangunan yang direncanakan terdiri dari 11 bentang balok pada arah x dengan panjang bentang terbesar 10 m, dan 5 bentang balok pada arah y dengan variasi bentang yaitu 10 m, 5 m . Tinggi lantai satu dan lantai dua adalah 6 m dan 5 m. Mutu Bahan dan Material Gedung lapangan futsal dianalisis dengan mutu bahan dan material sebagai berikut a. Kuat tekan beton f’c = 25 MPa b. Tegangan leleh tulangan utama fy = 390 Mpa c. Tegangan leleh tulangan geser = 240 Mpa d. Modulus elastisitas beton Ec = 23500 MPa e. Modulus elastisitas tulangan baja Es = 200000 Mpa f. Mutu Baja = BJ 37 g. Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3 h. Berat jenis baja = 7850 Kg/m3 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Struktur Gedung Futsal Desain struktur gedung pada perencanaan ini terdiri dari 2 jenis material yaitu kolom baja dan kolom komposit baja beton. Ukuran kolom yang berada pada lantai 1 dan JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 95 lantai 2 adalah I dengan jumlah 121 kolom. Sedangkan ukuran balok pada lantai 1 dan lantai 2 adalah I dan I serta I berjumlah 179 balok. Ukuran kolom baja dan kolom komposit baja beton pada perencanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel Desain Struktur Gedung Futsal Dimensi Kolom dan Balok mm Pada kolom komposit digunakan ukuran baja yang sama dengan baja sebelumnya, namun diberikan penambahan beton bertulang berukuran 450 mm x 300 mm dengan tulangan sengkang diameter 10-150 mm pada lantai 1 maupun lantai 2. Penentuan ukuran kolom dan balok mengacu pada perhitungan yang telah dilakukan sehingga didapatkan ukuran seperti yang telah disebutkan. Adapun tampak depan dan samping desain struktur gedung futsal dapat dilihat pada Gambar Gambar Tampak Samping dan Tampak Depan Gedung Lapangan Futsal a Kolom Baja b Kolom Komposit Baja Beton Hasil Analisis Struktur Berdasarkan beban-beban yang bekerja diperoleh hasil analisis struktur dari program ETABS berupa gaya aksial, displacement dan rasio kapasitas. Analisis struktur dilakukan untuk masing-masing kombinasi beban. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 96 KGS2 KGS3 KGS4P KnPenampangGR AF IK P ER BA ND IN GA N GAYA AK SI AL KO MBI NAS I BE BAN 1 ,4 DBaja Gaya Aksial Untuk perbandingan nilai gaya aksial pada kolom pada setiap kombinasi beban dapat lihat pada Gambar - Gambar a b Gambar Perbandingan Gaya Aksial Kolom Baja dengan Komposit Untuk a Beban Mati ,b Beban Hidup. Berdasarkan Gambar dapat dilihat gaya aksial pada beban mati gambar a untuk kolom baja didapatkan gaya sebesar 52,55 Kn pada kolom KGS1. Pada kolom baja KGS2 didapatkan gaya sebesar 95,97 Kn. Kolom baja KGS3 didapatkan gaya sebesar 95,18 Kn dan pada kolom baja KGS4 didapatkan gaya sebesar 91,09 Kn. Sedangkan kolom komposit baja beton didapatkan gaya sebesar 72,79 Kn pada kolom KGS1. Pada kolom KGS2 didapatkan gaya sebesar 123,82 Kn. Kolom baja KGS3 didapatkan gaya sebesar 112,85 Kn dan pada kolom baja KGS4 didapatkan gaya sebesar 108,22 Kn. Berdasarkan Gambar Gaya aksial pada beban hidup gambar b untuk kolom baja didapatkan gaya sebesar 0,0072 Kn pada kolom KGS1. Pada kolom baja KGS2 didapatkan gaya sebesar 5,49 Kn. Kolom baja KGS3 didapatkan gaya sebesar 0,0194 Kn dan pada kolom baja KGS4 didapatkan gaya sebesar 0,0035 Kn. Sedangkan kolom komposit baja beton didapatkan gaya sebesar 0,0025 Kn pada kolom KGS1. Pada kolom KGS2 didapatkan gaya sebesar 5,48 Kn. Kolom baja KGS3 didapatkan gaya sebesar 0,0038 Kn dan pada kolom baja KGS4 didapatkan gaya sebesar 0,0005 Kn. a b Gambar a Perbandingan Gaya Aksial Kolom Baja dengan Kolom Komposit Untuk Kombinasi Beban 1,4D b, Perbandingan Gaya Aksial Kolom Baja dengan Kolom Komposit Untuk Kombinasi Beban 1,2 D + 1,6 L. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 97 Pada Gambar – Gambar 4. 4 menunjukkan penambahan beton bertulang pada kolom baja mengakibatkan beban P bertambah tentu ini kondisi yang tidak menguntungkan. Namun, penambahan beton bertulang ternyata juga meningkatkan kapasitas dukung Pn dari kolom tersebut. Jika dilihat dari hasil penambahan beban-beban yang terjadi secara keseluruhan pada setiap kolom yang ditinjau KGS1, KGS2, KGS3, KGS4. Pertambahan beban ultimate Pu dan kapasitas dukung Pn pada kolom baja dengan kolom komposit baja beton dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Tabel Penambahan Beban dan Kapasitas Berdasarkan Tabel penambahan beban Pu akibat beton bertulang pada kolom KGS1 sebesar 6%, kolom KGS2 10%, kolom KGS3 sebesar 0%, dan pada kolom KGS4 0%. Sedangkan penambahan kapasitas dukung Pn pada kolom KGS1, KGS2, KGS3, dan KGS4 adalah sebesar 78%. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya penambahan beton bertulang pada kolom baja mengalami penambahan kapasitas dukung Pn sebesar 72% untuk kolom KGS1, kolom KGS2 mengalami peningkatan sebesar 68%, kolom KGS3 mengalami peningkatan sebesar 78%, pada kolom KGS4 didapatkan peningkatan kapasitas sebesar 78%. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 98 Rasio Kapasitas Berdasarkan hasil perhitungan melalui ETABS rasio kapasitas penampang dapat dilihat pada Gambar Gambar Perbandingan Rasio Kapasitas Kolom Baja dan Komposit Berdasarkan Gambar kolom dengan material komposit baja beton mempunyai rasio kapasitas penampang yang lebih tinggi dibandingkan dengan rasio kapasitas menggunakan kolom baja. Kolom baja KGS1 didapatkan rasio kapasitas sebesar 0,686, kolom KGS2 sebesar 0,630, pada kolom KGS3 dan KGS4 didapatkan masing-masing sebesar 0,652 dan 0,821. Sedangkan untuk kolom komposit KGS1 didapatkan rasio kapasitas sebesar 0,535, kolom KGS2 sebesar 0,222, serta pada KGS3 dan KGS4 didapatkan masing-masing sebesar 0,273 dan 0,359. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisa perbandingan rasio kapasitas antara kolom baja dengan kolom komposit baja beton menggunakan program ETABS diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Gaya aksial untuk kombinasi pembebanan portal cenderung mengalami kenaikan Pu dan Pn. Kolom baja diperoleh besaran gaya Pu maksimum sebesar 106,43 kN dan kolom komposit baja beton adalah 139,81 kN, beban Pu naik 10%. Sedangkan Pn baja awal sebesar 251 kN dan kolom komposit baja beton adalah 1168 kN, kapasitas Pn naik sebesar 78%. Dengan demikian penambahan beton bertulang pada baja meningkatkan kekuatan kolom menjadi 68%. 2. Dari hasil perbandingan displacement mengalami penurunan, kekakuan yang terjadi pada kolom komposit baja beton jauh lebih tinggi dari kolom baja pada arah X , Y dan Z. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 2 Desember 2019 Meillyta 99 3. Rasio kapasitas pada kolom komposit mengalami peningkatan kapasitas. Pada kolom KGS1 mengalami peningkatan rasio kapasitas sebesar 22% . Pada kolom KGS2 sebesar 68%, pada profil KGS3 dan KGS4 didapatkan penambahan kapasitas masing-masing sebesar 58% dan 56%. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka ada beberapa hal dapat disarankan antara lain 1. Perhitungan perbandingan rasio kapaitas dapat dilakukan pada program sejenis lainnya. 2. Dilakukan penelitian pada tinjauan lainnya seperti balok. 3. Disarankan untuk melakukan pengujian pada laboratorium untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Daftar Pustaka Badan Standar Nasional, 2015, SNI 03-1729-2015 Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, Departemen Pekerjaan Umum Charles G. Salmon and John 1996, Struktur Baja Desain dan Perilaku Jilid 1 dan 2, PT Gramedia, Jakarta. Setiawan, A. 2000. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD Berdasarkan SNI 03-1729-2002. Erlangga. Semarang. Widodo, 2015, Desain Portal Beton Tahan Gempa, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. ... Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, Rasio kapasitas kolom komposit baja-beton lebih besar dari pada kapasitas kolom baja Meillyta & Vuardi, 2021. Komponen struktur komposit dapat menahan sekitar 33% sampai 50% beban lebih besar dari pada beban yang dapat ditahan oleh komponen struktur baja tanpa perilaku komposit Muharam et al., 2017. ...Rosi NursaniMohammad Syarif Al HuseinnyKolom merupakan salah satu komponen struktur utama dalam sebuah bangunan gedung yang berfungsi sebagai pemikul beban dari bagian atas dan meneruskannya sampai ke pondasi. Kekuatan sebuah gedung sangat didipengaruhi oleh kekuatan kolom. Kolom harus memiliki kapasitas yang baik diantaranya tahan terhadap bahaya tekuk akibat pembebanan. Desain kolom menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan agar memiliki kapasitas yang sesuai dengan pembebanan. Dalam perkembangan saat ini, kolom tidak hanya menggunakan material beton atau baja saja akan tetapi banyak digunakan material komposit baja-beton. Material komposit baja-beton digunakan dengan tujuan untuk mendapat kombinasi keuntungan dari kedua material yaitu baja dan beton sehingga dapat meningkatkan kapasitas kolom. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku gedung dengan menggunakan kolom komposit dan non komposit. Penelitian dilakukan dengan memodelkan gedung yang sama dengan variasi kolom yang berbeda yaitu kolom dengan menggunakan material beton, baja dan komposit beton-baja. Gedung yang dimodelkan merupakan gedung 6 lantai dengan dimensi, peruntukan gedung dan pembebanan yang sama yaitu gedung rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolom komposit pada penelitian ini memiliki kapasitas terhadap momen dan geser yang lebih besar dari pada kolom nonn kompositPerencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD Berdasarkan SNI 03-1729-2002A SetiawanSetiawan, A. 2000. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD Berdasarkan SNI 03-1729-2002. Erlangga. Portal Beton Tahan GempaWidodoWidodo, 2015, Desain Portal Beton Tahan Gempa, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
\n \nperbandingan struktur baja dan struktur beton
Suatubahan yang berbeda, seperti misalnya beton dan baja disatukan, maka dapat dipahami bahwa analisis dari struktur dan kekuatan unsur be ton bertulang sebaliknya sebagian bersifat empiris dan rasional tentu saja rumus – rumus yang semi empiris. Semacam ini secara terus menerus harus dapat disesua i kan dengan pengetahuan dan penemuan – penemuan
HomeSipilPerbandingan antara Struktur Baja dan Struktur Beton BertulangSaat ini bangunan sudah dibuat dengan detail yang sangat rumit. Hal ini tak terlepas dari perkembangan teknologi struktur sebagai pembentuk konstruksi bangunan. Berbeda dengan rumah-rumah tradisional yang menggunakan struktur dari kayu atau bambu, kini pekerja lebih suka memanfaatkan struktur baja serta struktur beton bertulang untuk membuat sebuah konstruksi bangunan. Sebab meskipun biayanya lebih tinggi, tetapi bangunan bangunannya lebih awet saat memakai struktur-struktur baja menggunakan baja sebagai bahan bakunya. Begitu pula dengan struktur beton bertulang yang memakai material berupa beton yang ditanami tulangan dari baja untuk membuatnya lebih tahan terhadap gaya tarik. Tahukah Anda, khususnya di Indonesia, kedua jenis struktur ini yang paling banyak diaplikasikan dibandingkan dengan struktur-struktur yang lainnya. Kira-kira di antara struktur baja dan struktur beton bertulang ini, manakah yang lebih unggul? Mari kita bandingkan keduanya!STRUKTUR BAJAStruktur baja merupakan struktur bangunan yang memakai material besi baja sebagai bahan utamanya. Di sini digunakan berbagai jenis baja untuk membuat bangunan tersebut. Keunggulan utama struktur baja ialah struktur ini mempunyai kuat tarik yang sangat baik. Struktur ini sanggup menahan gaya tarik sampai tingkat tinggi yang mengenainya. Itu sebabnya, pengujian struktur baja ini dilakukan dengan uji tarik. Struktur baja juga hampir tidak mempunyai perbedaan nilai muai dan itu, struktur baja sudah pasti tidak bakal diserang oleh rayap serta aman dari hewan pengganggu yang lainnya. Struktur baja juga bersifat ramah lingkungan karena baja-baja yang sudah dibongkat dapat digunakan kembali. Cocok sekali untuk konstruksi bangunan semi-permanen. Di dalam pelaksanaannya, pekerjaan struktur baja bisa dibangun lebih cepat. Struktur baja dapat dibuat di workshop, lalu dirakit di lapangan. Pengerjaan di workshop bisa bersama dengan pengerjaan untuk bangunan yang bergaya industrial, struktur baja ini bisa diekspos karena mempunyai nilai estetika yang cukup tinggi. Tapi Anda harus berhati-hati terhadap karat yang bisa menyerangnya setiap saat. Anda wajib melapisinya dengan cat anti-karat agar struktur tersebut lebih terlindungi. Struktur baja juga diketahui tidak terlalu tahan terhadap api. Namun dengan memberikan treatment khusus, struktur ini bisa dibuat memiliki sifat tahan sayangnya, walaupun struktur baja mempunyai kekuatan yang sangat baik dalam menanggung beban tarik yang bekerja padanya, tetapi struktur ini lemah terhadap gaya tekan. Tingkat kuat-tekan yang dimilikinya tidak terlalu baik karena umumnya struktur baja terdiri atas elemen-elemen baja yang berukuran cukup tipis. Sehingga tak heran kalau struktur ini rawan terhadap gaya tekan. Sebaiknya Anda gunakan struktur baja ini sebagai elemen tarik dalam suatu BETON BERTULANGStruktur beton bertulang adalah struktur yang terbuat dari material beton dengan tulangan dari besi di bagian dalamnya. Beton yang digunakan terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat. Karena beton pada dasarnya mempunyai gaya tekan yang begitu besar namun tak kuat dalam menahan gaya tarik, maka diciptakanlah struktur beton bertulang ini yang mampu menahan gaya tekan dan gaya tarik sekaligus. Faktanya, struktur beton bertulang lebih banyak digunakan daripada struktur beton yang menjadi komponen utama dalam pembuatan struktur beton bertulang mempunyai sifat anti-karat dan anti-korosi, serta tahan terhadap pembusukan. Struktur ini gampang dibuat dengan bentuk sesuai keinginan. Cukup dengan menuangkan adukan beton segar ke dalam cetakan yang sesuai maka jadilah struktur beton tersebut. Apabila ada kerusakan yang terjadi, struktur ini juga lebih mudah diperbaiki. Anda tinggal mengisikan atau menyemprotkan adonan beton ke dalam bagian struktur yang hendak itu, struktur beton juga bisa diaplikasikan di tempat-tempat yang sulit dengan mudah. Beton yang segar dapat dipompa sehingga memungkinkan untuk dituangkan di area yang sulit. Sedangkan untuk tempat-tempat yang terletak pada ketinggian, seperti bangungan high-risk, Anda dapat memanfaatkan crane sebagai penggantinya untuk membantu pompa. Keunggulan lainnya dari struktur beton bertulang ialah memiliki daya tahan yang cukup terhadap api dan suhu yang tetapi, struktur ini memiliki potensi mengalami keretakan yang mengharuskan Anda untuk selalu mengecek kondisinya secara rutin dan melakukan upaya perbaikan. Struktur ini juga masih mempunyai sifat mengembang dan menyusut walaupun kondisinya sudah mengeras. Untuk membuatnya bersifat anti-air, Anda bisa mengaplikasikan bahan waterproofing. Selain itu, Anda harus waspada terhadap sifat getas yang dimilikinya. Untuk membuatnya lebih tahan gempa, struktur ini bisa dibuat bersifat daktail melalui proses pengompositan. . 132 491 194 40 345 258 241 360

perbandingan struktur baja dan struktur beton