OlehAlhafiz Kurniawan Penulis Kajian Tauhid di NU Online EDITOR.ID, Mazhab salaf atau Ahlussunnah wal Jamaah adalah mazhab yang benar dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits yang berkaitan dengan keimanan Imam Al-Ghazali memberikan panduan bagi orang awam agar tetap berpegang pada mazhab salaf dalam beriman. Menurutnya, mazhab salaf adalah mazhab yang benar dalam memahami ayat
BEDA SALAF DENGAN SALAFI SEBUAH MAKAR UNTUK MENJATUHKAN MANHAJ SALAFIOleh Abu Ahmad As-SalafiTAQDIM Di antara karakateristik ahli bidâah dari masa ke masa bahwasanya mereka selalu mencela dan mencoreng citra Ahli Sunnah wa Jamaâah untuk menjatuhkan umat dari al-haq. Al-Imam Abu Hatim Ar-Razi berkata âCiri ahli bidâah adalah mencela ahli atsarâ Ahlu Sunnah hlm. 24. Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni rahimahullah berkata âTanda yang paling jelas dari ahli bidâah adalah kerasnya permusuhan mereka kepada pembawa sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, mereka melecehkan dan menghina ahli Sunnah dan menamakan ahli Sunnah dengan Hasyawiyah, Jahalah, Dhohiriyyah, dan Musyabbihahâ [Aqidah Salaf Ashabul Hadits, hlm. 116]Diantara deretan buku-buku âhitamâ yang mencela Salafiyyin dan Dakwah Salafiyyah adalah buku Beda Salaf dengan Salafi yang beredar baru-baru ini di tanah air, buku ini sarat dengan syubhat-syubhat yang sangat menunaikan kewajiban kami dalam nasehat kepada kaum muslimin dan membela dakwah yang haq maka dengan memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Taâala akan kami paparkan studi kritis terhadap buku ini agar menjadi kewaspadaan dan peringatan bagi kita DAN PENERBIT BUKU Judul asli buku ini adalah Kasyful Haqaâiq Al-Khafiyyah Inda Muddaâis Salafiyyah, ditulis oleh Muâtab bin Suryan Al-Ashimi, diterjemahkan oleh Wahyuddin dan Abu Jaâfar Al-Indunisy, dan diterbitkan oleh Media Islamika Solo cetakan pertama Agustus 2007Sebagai catatan bahwa terjemahan dari kitab asli buku ini hanya sampai hlm. 88, adapun hlm. 89-223 adalah tambahan dari KERAGUAN âMANHAJ TASHNIFâ Tashnifunnas klasifikasi manusia yaitu menisbahkan pelaku bidâah kepada kebidâahannya, menisbahkan pendusta kepada kedustaannya, dan menisbahkan seorang yang dijarh kepada jarhnya sebagaimana di dalam kitab-kitab jarh wa taâ telah menyebarkan keragu-raguan terhadap manhaj tashnif ini dengan menyebutnya sebagai tugas iblis!! hlm. 45, dan dia sebut sebagai fitnah!! tashnif ini adalah haq tidak ada keraguan di dalamnya, Ahli Sunnah wal Jamaâah telah sepakat atas shahihnya penisbatan orang yang dikenal dengan suatu kebidâahan kepada bidâahnya sebagaimana diketahui oleh setiap orang yang mau menelaah kitab-kitab salaf. Barangsiapa yang dikenal dengan bidâah Qodar maka dia dikatakan Qodari, barangsiapa yang dikenal dengan bidâah Khowarij maka dia dikatakan Khoriji, barangsiapa yang dikenal dengna bidâah Irjaâ maka dia dikatakan Murjiâ, barangsiapa yang dikenal dengan bidâah Rofdh maka dia dikatakan Rofidhi, dan ini juga terdapat dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam seperti penisbahan kelompok pengingkar takdir kepada bidâah mereka sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.âQodariyyah adalah Majusinya umat ini, jika mereka sakit maka janganlah kalian menjenguk mereka, dan jika mereka mati maka janganlah kalian melawat merekaâ [Diriwaytkan Abu Dawud dalam Sunannya 4/222 dan dihasankan Syaikh Al-Albany dalam Shahihul Jamiâ 4442]Demikian juga kelompok Khowarij yang diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam di dalam hadits-hadits yang banyak sekali yang mencapai derajat ini juga terdapat di dalam perkataan para Salafush Shalih dari kalangan sahabat, tabiâin, tabiâut tabiâin, dan para imam, seperti riwayat dari Abu Umamah bahwasanya dia menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Taâala.âSesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada merekaâ [Al-Anâam 159]Dia tafsirkan abahwa mereka adalah Khowarij. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/197]Abdullah bin Abi Aufa âsalah seorang sahabat- berkata âSemoga Allah Subhanahu wa Taâala melaknat Azariqoh! Semoga Allah Subhanahu wa Taâala melaknat Azariqoh! Sungguh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kami bahwa mereka adalah anjing-anjing nerakaâ. Berktalah perawi darinya âAzariqoh saja atau Khowarij semuanya?â Dia berkata âBahkan Khowarij semuanyaâ [Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam Musnadnya dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Dhilalul Jannah fi Takhrijis Sunnah]Al-Imam Sufyan bin Uyainah berkata tentang Ismail bin Humaid âDia adalah Baihasiâ. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata âBaihasiyyah adalah nama sebuah kelompok Khowarij dari kelompok Shofariyyah yang memandang wajibnya memberontak kepada para pemimpin yang curangâ [Lihat Tahdzibut Tahdzib 1/305]Al-Imam Abu Dawud berkata tentang Ishaq bin RobiââDia adalah Qodariâ [Lihat Tahdzibut Tahdzib 1/203]Maka tashnifunnaas adalah hal yang disepakti oleh umat ini dan bukanlah perkara yang PENULIS Penulis begitu sinis terhadap manhaj tashnif tetapi dia sendiri memakainya, di dalam hlm. 71-72 dari bukunya ini dia klasifikasi lawan-lawannya menjadi 6 kelompok 1. Al-Hasadah orang-orang yang hasad, 2, Al-Qoâadah[1] orang-orang yang tidak memiliki peran di dalam dakwah, 3. Al-Murtaziqoh para pencari kesenangan pribadi, 4. Al-Muqallidun orang-orang yang taklid, 5. Al-Makhduâun orang-orang yang terpedaya, dan 6. An-Naqimun para pembalas dendam!Kami katakan âDuhai alangkah miripnya hari ini dengan kemarin, dahulu Muhammad Surur membagi lawan-lawannya menjadi 6 tingkatan penghambaan 1 George Bush presiden Amerika. 2. Para penguasa di negeri-negeri Arab. 3. Para pembantu penguasa negeri-ngeri Arab dari para menteri, para penasehat, dan yang lainnya. 4, 5,dan 6 adalah para pejabat tinggi di kementrian. Kemudian dia katakan bahwa para ulama Saudi seperti Syaikh Bin Baz rahimahullah, Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah dan Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidhahullah sebagai budak-budak budaknya budak dan majikan mereka adalah orang Nasrani!!! [Majalah As-Sunnah Al-Britaniyyah, edisi 26 Jumada Ula 1413H, hlm. 2-3]âHati mereka serupa . sesungguhnya kami telah menjelaskan tanda-tanda kakuasaan Kami kepada kaum yang yakinâ [Al-Baqarah 118]Dan lihatlah bagaimana teman-teman Muhammad Surur dari kelompok Quthbiyyin membagi para ulama menjadi ulama yang faham waqiâ dan ulama yang tidak fawah waqiâ, mereka merendahkan dan melecehkan para ulama Salafiyyin dengan mengatakan bahwa mereka bukanlah rujukan kaum muslimin karena mereka tidak faham waqiâ realita sebagaimana dikatakan oleh Salman dalam Majalah Al-Ishlah Emirat Arab edisi 223 28/1, dan Abdurrahman Abdul Khaliq dalam kitabnya Khuthuth Roisiyah Libaâtsil Ummah Islamiyyah hlm. 73-78 Lihat Madarikun Nazhar hlm. 271 dan Jamaâah Wahidah hlm. 40. Di sisi lain mereka membagi ulama menjadi ulama sulthon ulama penguasa dan sulthonul ulama yaitu kelompok mereka sebagaimana dikatakan oleh Aidh Al-Qorni di dalam Qoshidahnya yang berjudul Daâil Hawasyi Wakhruj tinggalkanlah para antek penguasa dan keluarlah!Maka kami katakan bahwa penulis bersikap plin-plan dalam menyikapi tashnif, jika tashnif dirasa merugikannya maka dia tolak, dan jika dirasakan menguntungkannya maka dia pakai. Hal seperti inilah yang dilakukan oleh para ahli bidâah dan pengekor hawa nafsu, mereka mengklasifikasi manusia semau mereka sesuai dengan hawa nafsu mereka, mereka mengklasifikasi para ulama menjadi ulama politik dan ulama haidh dan nifas!. Di sisi lain tatkala para ulama sunnah mentashnif mengklasifikasi para gembong mereka kepada masing-masing kebidâahan mereka maka dengan serentak mereka marah dan membabi buta, mereka sebarkan keragu-raguan kepada umat tentang masalah tashnif yang haq dengan maksud untuk melindungi nama dan kedudukan gembong-gembong KEBENCIAN TERHADAP ISTILAH SALAFI DAN SALAFIYYAH Penulis begitu getol di dalam menyebarkan kebencian terhadap nisbah salafi dan salafiyyah, dia katakan bahwa nisbah as-salafi atau al-atsari sebagai suatu kesombongan! hlm. 42. Bahkan dia buat manusia ngeri memakai istilah salafi dengan dia katakan bahwa para pengaku salafi adalah pelaku kejahatan! tidak ada yang lebih membanggakan seorang muslim dari menisbahkan diri kepada salaf, lafadz salafiyyah atau salafi tidaklah digunakan oleh para ulama Ahli Sunnah kecuali dalam kebaikan, lihatlah dalam kitab-kitab para ulama terutama dalam kitab-kitab biografi mereka tidaklah menyebut salaf atau salafi melainkan sebagai pujian, begitu sering para ulama menyebutkan biografi seseorang dan menyebutkan di antara manaqibnya adalah karena dia berjalan diatas manhaj Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata âTidak ada cela bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, menisbahkan diri kepadanya, dan membanggakannya, bahkan wajib diterima semua itu darinya dengan kesepakatan ulama. Karena sesungguhnya madzhab salaf adalah haq, jika dia sesuai dengan salaf secara lahir dan batin, maka dia seperti seorang mukmin yang di atas kebenaran secara lahir dan batinâ [Majmu Fatawa 4/149]Al-Hafidz Adz-Dzahabi rahimahullah sering menyebutkan nisbah kepada salaf as-salafi ketika menyebutkan biografi para ulama.a Ketika menyebutkan biografi Yaâqub bin Sufyan Al-Fasawi dalam Siyar Aâlamin Nubala 13/183 berkata âAku tidaklah mengetahui Yaâqub Al-Fasawi kecuali seorang salafiâb. Ketika menyebutkan biografi Muhammad bin Muhammad Al-Bahrani beliau berkata âDia adalah seorang yang beragama, baik, dan seorang salafiâ [Muâjam Syuyuh 843]c. Ketika menyebutkan biografi Al-Imam Daruquthni beliau mengatakan âDia tidak pernah masuk sama sekali dalam ilmu kalam dan jadal, bahkan dia adalah seorang salafiâ [Siyar 16/457]d Ketika menyebutkan biografi Abu Thohir As-Silafi beliau mengatakan âAs-Silafi diambil dari kata As-Salafi yaitu yang berjalan di atas madzhab salafâ [Siyar 21/6]e. Ketika menyebutkan biografi Al-Hafidzh Ibnu Sholah rahimahullah beliau mengatakan âDia adalah seorang salafi, bagus aqidahnya ..â [Tadzkirotul Huffadz 4/1431]Dan merupakan hal yang dimaklumi bahwa kelompok-kelompok bidâah sangat menjauhi intisab kepada salaf, sampai-sampai kelompok yang mengaku beraqidah salaf pun juga menjauhi dan menghindari penisbatan kepada salaf, inilah syiâar ahli bidâah dari masa ke masa sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah âSyiâar ahli bidâah adalah tidak mau ittibaâ kepada salafâ [Majmu Fatawa 4/100]Kelompok-kelompok bidâah ini mengetahui bahwasanya dengan meninggalkan intisab kepada salaf maka mereka dengan leluasa menghukumi segala sesuatu dengan akal mereka, perasaan mereka dan eksperimen-eksperimen mereka!Inilah realita yang menujukkan keagungan takdir Allah Subhanahu wa Taâala, agar nampak jelas dakwah yang haq dari setiap kebatilan yang hendak menyerupainya, dan agar dakwah yang haq murni dari segala macam kotoran hendak OPINI BAHWA PARA ULAMA MEMBENCI NISBAH SALAFI DAN SALAFIYYAH Penulis banyak menukil perkataan para ulama yang mengesankan bahwa para ulama tersebut tidak suka kepada nisbah As-Salafi, Al-Atsari, As-Salafiyyah dan yang semisalnya. Nukilan-nukilan ini harus dicek ulang karena kedustaan adalah ciri khas dari setiap ahli bidâah, Al-Imam Ali bin Harb Al-Maushili berkata âSetiap ahli hawa pengekor hawa nafsu selalu berdusta dan tidak peduli dengan kedustaannya!â Diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Al-Kifayah hlm. 123 Di antara nama-nama yang dicatut oleh penulis dari para ulama adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, dan Syaikh Shalih Al-FauzanPadahal kenyataan yang sebenarnya bahwa para ulama yang disebut nama-namanya di atas selalu mengajak manusia agar ittibaâ kepada manhaj salafi sebagaimana di dalam nukilan-nukilan berikut Ibnu Baz pernah ditanya âApa yang engkau katakan terhadap orang yang memberi nama dengan As-Salafi dan Al-Atsari, apakah hal itu termasuk tazkiyah?â Beliau rahimahullah menjawab âKalau memang benar dia Atsari menapaki atsar pendahulunya atau Salafi mengikuti pemahaman Salaf As-Shalih maka tidak mengapa, semisal apa yang dikatakan para salaf, mereka mengatakan Fulan Salafi, Fulan Atsariâ, ini adalah sebuah tazkiyah yang seharusnya, tazkiyah yang wajibâ [Muhadhoroh dengan tema Haq Al-Muslim tgl. 16/1/1423H di Thoif]Berkata Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidhahullah âPenamaan dengan As-Salafiyah apabila memang benar maka tidak mengapa, namun apabila cuma sekedar pengakuan belaka, maka tidak boleh menamakan dengan As-Salafiyyah karena ia tidak berada pada manhaj Salafâ [Al-Ajwibah Mufidah. 15]Telah datang suatu pertanyaan kepada Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidhahullah yang berbunyi âApakah salafiyyah adalah suatu hizb kelompok dan apakah menisbahkan diri kepadanya adalah hal yang tercela?â Maka beliau menjawab âSalafiyah adalah Firqotun Najiah kelompok yang selamat mereka adalah Ahli Sunnah wal Jamaâah, bukan suatu hizb yang dinamakan sekarang sebagai kelompok-kelompok atau partai-partai, sesungguhnya dia adalah suatu jamaâah, jamaâah yang berjalan di atas sunnah.. maka Salafiyyah adalah jamaâah yang berjalan di atas madzhab Salaf dan di atas jalan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, dan dia bukanlah salah satu kelompok dari kelompok-kelompok yang muncul sekarang ini, karena dia adalah jamaâah yang terdahulu dari zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan terus berlanjut terus menerus di atas kebenaran dan nampak hingga hari Kiamat sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamâ [Dari kaset yang berjudul At-Tahdzir Minal Bidaâ]Dan termasuk mereka juga para ulama yang membolehkan penisbahan tersebut Syaikh Al-Fadzil Ali bin Nasir Faqihi di dalam kitabnya Al-Fath Al-Mubin Bir âRod Ala Naqd Abdillah Al-Ghumari Likitabil Arbainâ [Lihat Kun Salafiyan Alal Jaddah 44]MENCOMOT FATWA-FATWA ULAMA YANG SEJALAN DENGAN KEPENTINGAN MEREKA Diakhir buku penerbit menambahkan lampiran-lampiran buku mereka ini yang dua kali lipat dibandingkan dengan buku aslinya, di antara lampiran-lampiran tersebut terdapat Fatwa Lajnah Daimah yang mengkritik sebagian tulisan dari Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi, yang pada hari-hari ini Hizbiyyun begitu semangat di dalam para hizbiyyun ini sangat mengherankan sekali, karena sepanjang sejarah perjalanan mereka baru kali ini mereka begitu antusias untuk menukil sebuah fatwa dari para ulama Saudi Arabia. Tempo hari mereka menuding para ulama Saudi hanyalah ulama haid dan nifas, tidak paham realita, antek-antek CIA, ulama penguasa, dan sederet tuduhan-tuduhan keji yang lainnya!. Kemudian hari ini dengan serempak mereka menukil sebuah fatwa dari para ulama Saudi Arabia dan menyebarluaskannya?!Sehubungan dengan Fatwa Lajnah Daimah ini kami nukilkan tanggapan dari Syaikh Dr Husain bin Abdul Aziz Alu Syaikh âImam Masjid Nabawi dan Qadhi di Pengadilan Tinggi Madinah Nabawiyyah- di dalam ceramah beliau yang berjudul Ala Thoriqi Sunnah pada tanggal 5 Rabiâul Awwal 1422H âYang kami yakini dan yang kami pertanggung jawabkan dihadapan Allah bahwasanya Syaikh Ali hafidhahullah dan gurunya âSyaikh Al-Albani rahimahullah- paling jauh di antara manusia dari madzhab Murjiâah âsebagaimana telah kami katakan sebelumnya. Syaikh Ali âdemikian juga Syaikh Al-Albani rahimahullah- -jika dikatakan kepadanya Apakah defenisi iman? Tidak akan kita dapati dalam ucapannya perkataan Murjiâah yang mengatakan bahwa amalan tidak masuk dalam keimanan. Bahkan nash-nash Syaikh Al-Albani rahimahullah menashkan bahwa defenisi iman adalah âKeyakinan dengan hati, perkataan dengan lisan, dan amalan dengan anggota tubuh, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatanâ [Lihat Tanbihat Mutawaimah hal. 553-557]PENUTUP Inilah di antara hal-hal yang bisa kami paparkan dari sebagian bantahan terhadap syubhat-syubhat buku ini, yang intinya bahwa buku ini hendak menjatuhkan manhaj tashnif untuk mengaburkan antara ahli Sunnah dan ahli bidâah dan sekaligus menjauhkan manusia dari manhaj Salafush Shalih. Semoga Alah Subhanahu wa Taâala selalu meneguhkan kita di atas sunnah dan menjauhkan kita dari semua kebidâahan. Amin[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 8, Th. Ke-7 1429/2008. Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Maâhad Al-Furqon Al-Islami, Alamat Maâhad Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim] _______ Footnote [1]. Di dalam terjemahnya tertulis Al-Uqdah, ini adalah kekeliruan dari penerjemah
. 476 217 97 257 483 241 57 295
perbedaan salafi dan ahlussunnah wal jamaah